Perlunya Asuransi Pendidikan
Pasti masih menunggu jawaban dari pertanyaan diatas: Asuransi Pendidikan, Perlu Nggak?. Sekarang kita akan membahas produk asuransi ini dari sisi seorang Perencana Keuangan atau Financial Planner / Financial Advisor , termasuk juga keunggulan dan kelemahan dari produk ini.
Anywaaaayyy buuussswaaayy…. Menyambung dari tulisan terakhir di artikel sebelumnya mengenai kebutuhan biaya pendidikan yang akan mencapai milyaran tersebut, pertanyaannya kemudian adalah, ketika kita akan menggunakan produk asuransi pendidikan kita bisa minta dihitungkan berapa besar premi yang harus kita bayarkan dan bandingkan dengan nilai tabungan pendidikan yang dapat ditarik ketika masa penarikan tiba. Kalau dibandingkan antara biaya pendidikan yang dibutuhkan dengan hasil akhir (atau ilustrasi) yang didapatkan dari asuransi pendidikan, nah dari situ dapat dilihat apakah dana yang akan diberikan cukup untuk memenuhi kebutuhan biaya-biaya sekolah.
Hati-hati dan harus selalu diingat bahwa biasanya illustrasi dari perusahaan asuransi memberikan nilai investasi yang dapat ditarik (dibagikan) dalam nilai uang sekarang. Sebagai contoh sebuah produk diilustasikan dapat memberikan biaya pendidikan untuk masuk SD sebesar Rp. 5 juta, nah nilai Rp. 5 juta itu adalah untuk nilai saat ini. Sudah barang tentu biaya untuk masuk SD beberapa tahun lagi (anggap 4 tahun lagi) sudah naik karena inflasi pendidikan yang tinggi tersebut, sehingga nilai yang akan diberikan tersebut sudah tidak cukup lagi.
Sebagai contoh, uang pangkal untuk masuk sekolah yang sama sekarang sebesar Rp. 5 juta, dengan rata-rata kenaikan biaya pendidikan sebesar 20% per tahun saja, maka biaya uang pangkal untuk masuk ke sekolah yang sama 4 tahun lagi akan menjadi sebesar Rp. 10,370,000 (sepuluh juta tiga ratus tujuh puluh ribu rupiah). Dapat dilihat dari ilustrasi diatas bahwa asuransi pendidikan yang dicontohkan diatas tidak dapat memenuhi kebutuhan dana pendidikan. Oleh sebab itu hitunglah dengan lebih hati-hati. Ini adalah kelemahan pertama dari asuransi pendidikan.
Kelemahan berikutnya yang juga harus diperhatikan adalah seberapa fleksibel nilai tunai atau tahapan dana pendidikan tersebut bisa ditarik. Sebenarnya feature ketidak fleksibel-an ini awalnya dianggap kelebihan dari produk ini, karena memaksa kita untuk investasi dana pendidikan dan uang tersebut tidak bisa kita ambil sebelum masa waktu jatuh tempo pembayarannya (tahapannya). Akan tetapi setelah ditelusuri lebih jauh, banyak nasabah yang terkena dampaknya sehingga perencana keuangan melihat ini sebagai kelemahan.
Banyak dari tahapan biaya pendidikan tidak bisa ditarik kecuali pada tahun-tahun yang telah ditentukan seperti tahun ke 7 untuk masuk SD, tahun ke 12 untuk masuk SMP dan seterusnya (meskipun konon katanya sekarang sudah ada produk asuransi yang memberikan fleksibilitas penarikan dipercepat). Adapun dengan bertambahnya gizi dan semakin cepatnya anak-anak kita bersekolah maka ada kemungkinan dana tersebut tidak dapat ditarik sebelum saatnya, yang artinya ketika anak kita masuk sekolah lebih cepat, dananya belum tersedia.
Hal lain yang juga sering kita temukan dilapangan adalah, banyak nasabah yang tidak mengerti (atau merasa tidak dijelaskan) bahwa tahun-tahun dimana dana tersebut keluar tersebut bukanlah tahun anak ulang tahun atau tahun anak masuk sekolah seperti yang selama ini kebanyakan nasabah pikirkan, melainkan tahun dari ulang tahun polis kita. Yes, betul sekoli, sehingga apabila kita membeli polis asuransi tersebut dibulan November sementara untuk biaya uang pangkal kita harus membayar antara bulan April – Juni, maka kita harus “nombokin” uangnya dulu. Hal ini dikarenakan dana pendidikan anak kita tidak akan keluar sampai bulan November (ulang tahun polis).
Terakhir yang juga sering terjadi adalah banyak nasabah yang diberikan “advice” alias arahan untuk membeli asuransi pendidikan atau jenis asuransi lain untuk anaknya. Yang artinya adalah si anak yang menjadi tertanggung untuk polis tersebut, yang artinya adalah justru jiwa di anak yang dijadikan tanggungan. Banyak agen berdalih bahwa semakin muda usia seseorang maka akan semakin murah premi yang harus dibayarkan. Yes, saya setuju untuk hal tersebut. Akan tetapi mengcover jiwa seorang anak biasa, itu menunjukan tidak mengerti konsep asuransi jiwa yang sebenarnya, yaitu sebagai proteksi nilai ekonomis.
Sekali lagi, sangat disarankan bagi kita semua untuk menghitung dengan teliti, melakukan perbandingan, meminta advice atau rekomendasi dari Perencana Keuangan (Financial Planner / Advisor) yang berpengalaman dan mengerti produk sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk asuransi pendidikan.